selamat datang

Budaya, Fisik, Sosial, Inspiratif & Inovatif

Sabtu, 26 November 2011

PROFESI WARTAWAN IDEAL


PROFESI WARTAWAN IDEAL

 

            Menjadi wartawan, dari reporter, redaktur sampai pemimpin redaksi banyak hal yang menyadarkan bahwa profesi di bidang jurnalistik amat banyak seluk-beluknya dan sementara pengetahuan jurnalistik sendiri terus berkembangmenyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan tekhnologi.
Wartawan merupakan sebuah profesi sama halnya dengan profesi dokter, guru, polisi, yang pati memiliki kode etik yang harus selalu di junjung tinggi oleh bidang profesi yang di jalaninya.
Wartawan menurut kamus jurnalistik berarti : “warta” yang artinya kabar atau informasi terbaru, jadi secara harfiah wartawan merupakan orang yang secara rutin melakukan aktivitas jurnalistik, yakni kegiatan mencari, meliput, menulis, menyusun, menyunting dan menyebarluaskan berita atau informasi melalui media masa. 
Pengalaman mengatakan menjadi pekerja pers itu merupakan sebuah tanggung jawab yang amat sangat besar, dan memerlukan kesadaran tinggi dari pribadi-pribadi individu pers tersebut terutama wartawan, mereka harus mampu mempertanggung jawabkan hasil karya yang di buat yang dapat merubah pandangan publik kepada khalayak yang heterogen. Sehingga dunia jurnalistik di sebut self-perception .
Tidak dapat disangkal, bila dalam kehidupan modern yang semakin kompleks peran wartawan menempati posisi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat berpaling kepada wartawan untuk mendapatkan informasi. Dengan adanya hal tersebut dan demi memenuhi harapan masyarakat maka teak pelak lagi keterampilan menulis dan kecakapan memilih kata sangat menentukan bobot idealisme seorang wartawan yang menjunjung profesionalisme.
Isi pesan yang di sampaikan oleh pers harus memiliki 5 fungsi sbb :
a)      Informasi (to inform)
b)      Edukasi (to educate)
c)      Koreksi (to influence)
d)     Rekreasi (to entertain)
e)      Mediasi (to mediate) atau jembatan penghubung.
f)       Rekreasi (to entertain)

Wartawan ideal adalah wartawan yang memiliki taggung jawab, memiliki jiwa idealisme, menjunjung profesionalisme, dan memiliki keinginan komersialisme.
Karena sangat tidak berlebihan jika detak jantung jurnalisme terletak pada keberhasilan wartawan dalam mengoreksi informasi dari nara sumber berita melalui wawancara.
            Berkaitan dengan profesionalisme, seorang wartawan harus mampu menjaga nama baik seseorang dan memperlakukan asas praduga tak bersalah terhadap mereka yang sedang menjalani proses peradilan atau diduga melakukan kejahatan merupakan salah satu wujud profesionalisme, seperti juga sikap tidak memihak dan menghormati hak privasi adalah norma etis yang harus senantiasa dipegang  oleh setiap wartawan yang profesional.
Bersikap profesional tidak hanya menguasai norma-norma tekhnis dan menghasilkan karya jurnalistik yang bermutu, namun juga menghindarkan diri dari bersikap merendahkan martabat kemanusiaan, menghindarkan diri dari perbuatan melakukan trial by the press. Selain itu wartawan juga harus memilik nilai-nilai sbb :
a)      Menggunakan kepentingan kelompok sebagai referensi
b)      Melayani masyarakat dengan baik
c)      Terpanggil atas bidangnya dan komitmen
Dalam negara dunia ketiga peran wartawan sangat vital yaitu membantu menyampaikan umpan-balik kepada pembuat keputusan sehingga mereka sangat esensial dalam menjalankan tugasnya.

            Berbicara tentang idealisme, jika kita mengkategorikan sesuatu pemikiran atau gagasan kita selalu ingin mendapatkan sesuatu yang ideal namun, kita sadar bahwa jika kita masih terus berpikir ideal kita tidak akan pernah berhenti dalam sebuah titik yang dinamakan titik puncak kehidupan, karena idealisme selalu jauh dari kenyataan yang ada, namun idealisme merupakan faham yang akan selalu memotivasi individu untuk terus berdinamika.
Begitu juga dalam dunia jurnalistik, lebih spesifik wartawan, wartawan idea adalah wartawan yang selalu menjunjung unsur-unsur nilai sbb :
a)      Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi dan HAM
b)      Memenuhi hak masyarakat untuk tahu (hak people’s right to know)
c)      Mengembangkan pendapat umum berdasarkan fakta, cerdas dan  dalam konteks memberikan makna
d)     Memperjuangkan keadilan dan kebenaran
e)      Memproyeksikan gambaran yang benar-benar mewakili dari kelompok-kelompok konstituen dalam masyarakat
Wartawan, praktisi dan humas harus tetap menjaga hubungan komunikasi yang horizontal yang artinya setara, karena mereka akan selalu membawa hak independennya masing-masing sehingga jangan ada faktor akrab yang berlebihan antara 3 pihak tersebut, karena akan memungkinkan terjadinya kebohongan publik yang di rekayasa.

            Selanjutnya berbicara tentang komersialisme, wartawan harus tetap memiliki pilar penyangga komersialisme yang dalam hal ini di kategorikan dalam beberapa hal sbb :
a)      Memiliki keahlian melalui penempaan, pengalaman, pelatihan dan pendidikkan khusus
b)      Mendapat gaji sesuai keahlian, tingkat pendidikkan dan pengalaman
c)      Seluruh sikap dan perilaku di pagari dengan ketertarikan dirinya secara moral terhadap kode etik profesi
d)     Memiliki kecintaan dan dedikasi
Poin-poin tersebut dimaksudkan karena wartawan sebagai pekerja tinta itu membutuhkan suatu penghargaan dan penilaian dari khalayak tentang dedikasinya dalam dunia jurnalistik.
3 hal diats merupakan pilar penyangga yang harus dimiliki oleh seorang profesi wartawan ideal.
Dalam bertindaknya wartawan selalu membawa 2 hak yang penting yaitu : hak untuk tahu dan hak untuk memberi tahu pada khalayak, namun kadang dalam pelaksanaan tugasnya bukan sesuatu yang mudah dan selalu mulus, karena masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui kedua hak yang dibawa oleh wartawan tersebut.
            Bukan sesuatu yang direkayasa ketika seorang wartawan menggunakan kartu pers nya untuk dapat masuk dan mencari berita kedalam suatu tempat, karena kedua hak tersebut seharusnya wartawan mendapat perlindungan dalam setiap pekerjaaanya.
hubungan antara stakeholder, masyarakat, praktisi dan wartawan merupakan hubungan horizontal yang merupakan hubungan yang setara dan bersifat independent dengan menjunjung profesionalisme. dalam artian setiap elemen yang terkait terutama karyawan harus menggunakan kepentingan masyarakat sebagai referensi rujukannya. sehingga tidak ada elemen yang dirugikan.
            Terkadang menjadi seorang waratawan juga bukan sesuatu yang menyenangkan, hal ini bisa menjadi dilema bagi wartawan tersebut, bukan berbenturan dengan SIUP seperti pada zaman orde baru namun berhubungan dengan hati nurani, setiap individu pasti memiliki nurani, ketika suatu kasus itu berbenturan dengan urusan pribadinya maka sebagai seorang yang idealis dia harus tetap memegang teguh kebenarannya tanpa melihat siapa yang terlibat, selain dalam hal komersialisme juga bisa terjadi benturan nurani, hal ini yang seharusnya mendapatkan perhatian, kesejahteraan wartawan seharusnya mendapatkan perhatian. agar tidak terbentuk wartawan bodrek dan wartawan amplop.......

 silahkan di baca semoga bermanfaat....
saya harapkan ada kritikan dan saran..........

sumber :
Hikmat Kusumaningrat. 2007. Jurnalistik Teori dan Praktek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar