RESENSI BUKU
Judul : Etika Protestan karangan dan semangat
kapitalisme
Pengarang
: Max weber
Penerbit : Pustaka Promethea
Tahun
terbit : September 2000
Tempat
terbit : Surabaya
Tebal
buku : 458
halaman+ cover 10 halaman
Buku ini menjelaskan tentang
bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat bagi masyarakat
protestan dan kapitalis. Landasan apa yang mendasari lahirnya kapitalis,
semangat dan pola pikir seperti apa yang menyebabkan calvinisme lahir dan menjadi
semangat bagi protestan untuk melakukan ekspansi kapitalis sebagai sistem
perekonomian yang diperhitungkan di dunia. Dalam buku ini pula terdapat
berbagai faham dan paradigma yang mendunia seperti positivistis,
konstruktivistis,dan kritis. Di jelaskan pula bahwa calvinisme mendasari
lahirnya faham-faham kapitalis dan etika protestan. Dan banyak hal menarik lain
yang akan di jelaskan dalam buku ini.
Secara rincinya di dalam bab pertama
dijelaskan tentang masalah afiliasi agama dan stratifikasi sosial, bahasan ini
mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan
protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut
katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan
itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih
mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia
dengan bisnis. Menurut weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan,
khususnya katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan ini juga
terlihat dalam hal pendidikkan, orang-orang katolik lebih menyukai
pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikkan dari
penganut katolik lebih sedikit di banding protestan dan ini menyebabkan adanya
stratifikasi sosial, sedangkan kaum protestan lebih menyukai bekerja pada
bagian administratif perusahaan, dan para penganut katolik kalah bersaing dalam
dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang
memiliki skill dalam industri-industri modern. Dalam pandangan ini pendidikkan
yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaan, yang artinya ada
pemenuhan kebutuhan yang ahrus di prioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan
rasio agama.
Orang-orang katolik terkesan asketis
dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan
kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham materialistis dan
mengedepankan sekularisasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya, yang artinya
mencampur kepentingan agama dengan dunia. Dalam hal ini menyebabkan protestan
lebih maju dalam 3 hal di bandingkan bangsa lain yaitu : spiritual, perdagangan
dan kebebasan. Serta adanyan kombinasi antara kesucian yang yang besar yaitu
agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.
Pada bagian selanjutnya di jelaskan
mengenai suatu semangat kapitalisme yang tergambar dalam suatu perhitungan
bisnis, yang dalam bahasan ini ada suatu perkataan yang berbunyi lebih suka
makan enak atau tidur enak, sebenarnya perkataan tersebut merupakan suatu
prinsip yang dianut oleh protestan dan katolik, bagi kaum protestan mereka
lebih menyukai makan enak dan mereka berpandangan utilitarianisme yang artinya
baik bagi banyak orang dan memiliki alasan pembenaran yang kuat, sedangkan
prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman, menurut kaum protestan
jika manusia bermalas-malasan dia bukan hanya kehilangan waktu namun juga
kehilangan berbagai keuntungan yang mungkin dia dapatkan pada hari itu karena
uang tersebut dapat diputar menjadi berlipat keuntungan.
Faktor
lain yag dapat memberi keuntungan adalah kejujuran manusia karena kejujuran
akan membawa manusia pada suatu keuntungan yang menimbulkan kepercayaan dari
orang lain dan hal ini merupakan suatu pandangan positivistis, orang akan lebih
terbuka dalam memberikan bantuan pada orang yang jujur dan tepat waktu
Apa
yang di jelaskan diatas merupakan gambaran dari suatu semangat kapitalisme
untuk terus bekerja , semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk
kesuksesan didunia, hal ini hanya merupakan etika , jika dipandang oleh Max
weber dari segi etika protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi Kapitalisme
mereka menjauhkan hal ini dari pandangan Eudoonistik, bahwa semua yang mereka
lakukan di dunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta,
serta hedonistis karena semua kebahagiaannya berdifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat
perlawanan dari Tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan
kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori
ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang
meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis.
Kapitalistik
merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan
yang di tentukan oleh kebutuhan-kebutuhan, sebab dalam makna kapitalisme
terdapat perbedaan makna kebutuhan dan keuntungan oleh karena itu kebutuhan
tersebut akan membatasi keuntungan, selain itu usaha untuk mendapatkan
keuntungan yang di lakukan oleh kaum kapitalisme merupakan usaha yang rasional
dan sesuatu yang nyata dalam konsep ekonomi.
Bagi
kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja
kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan
utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.
Bahasan selanjutnya mnegenai konsep
Luther mengenai Panggilan, apa sih yang di maksud dengan konsep panggilan?
Panggilan
merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban
sesuai dengan tingkat kedudukkannya
masing-masing di dunia dan dengan tidak melampaui nilai moral duniawi,
panggilan merupakan sesuatu yang sudah lazim dan sudah seharusnya dilakukan,
menurut penganut protestan panggilan merupakan sesuatu yang harus di terima
sebagai suatu peraturan ilahi, dalam hal ini katolik memiliki suatu musuh yang
nyata yaitu katolik, dalam anggapannya bahnwa kapitalisme merupakan kreasi dari
reformasi, yang di maksud dari reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi
yang berkembang.
Lutheranistis tidak lepas dari
Tradisionalistis yang selalu berpegang pada ketaatan pada peraturan Ilahi dan
dalam perkembangannya akan bertentangan dengan kebudayaan moderan dan
calvinisme, karena kebudayaan modern lebih mengutamakan duniawi di bandingkan
ketaatan agama, hal ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih materialis
dan berpegang pada duniawi.
Bahasan selanjutnya mengenai konsep
keagamaan dari askese duniawi, dalam bahasan ini akan di jelaskan beberapa
faktor yang mempngarui konsep keagaan dari askese duniawi yaitu : calvinisme,
Pietisme, Metodisme, dan sekte-sekte yang tumbuh dari kaum baktis.
Calvinisme
merupakan suatu faham yang berpandangan bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi
manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk
melayani kemuliaan Tuhan, serta Tuhan mnghendaki adanya pencapaian sosial dalam
dunia. Dan itu berarti calvinisme berpendapat bahwa kesuksesan kehidupan sosial
di dunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksesan di dunia merupakan
penebus dosa-dosa bagi orang-orang yang tidak terpilih, dan hal ini membuat
manusia menjadi tidak tenang sehigga untuk mencari ketenangan itu dan kepastian
kehidupan akhirat mereka bekerja dengan rajin, dan hal ini merupakan gambaran
eudomonisme.
Pietisme
merupakan pandangan yang berbeda dari calvinisme yang menganggap bahwa manusia
bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk
kehidupan di akhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan
akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
Metodisme
merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan
sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakkan terhadap dasar-dasar dogmatis
dari askese calvinistis, makna yang emosional disini bararti bahwa para
penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka dan berharap untuk mendapatkan pengampunan,
sehingga membutuhkan perjuangan emosional dalam hal ini sama dengan hukuman
nilai dan norma sosial yang hanya tertanam di dalam jiwa manusia dan akan
menghilangkan rasa ketenangan. Dan adanya dosa sebagai bukti logis dari rahmat
ilahi. Di dalam metodisme sendiri sama halnya dengan pietisme yang mengandung
pandangan ketidak pastian tentang akhirat.
Sekte-sekte
baptis, karakter yang di anut dari baptis adalah tenang, moderat, dan sangat
taat terhadap keagamaannya, mereka juga tidak memiliki pemikiran mengenai
kehidupan politik mereka lebih pada pandangan yang bersifat kebajikan-kebajikan
dan melupakan hal-hal duniawi. pada perkembangannyan penganut baptis akan
mengikuti alur calvinisme, apa yang
menjadi prinsip dari pemikiran baptis adalah mendengarkan aadanya suara Tuhan
sebagai panggilan hidup, yang akan menjadi tujuan utama manusia dan hal ini
menjadi semangat kapitalisme.
Bahasan
selanjutnya mengenai Askese dan semangat Kapialisme,
Askese
pada zaman ini dirasakan lebih tajam di bandingkan pada paham calvinisme, pada
zaman ini orang-orang bekerja bukan untuk mencari kekayaan namun mereka lebih
untuk menjalankan perintah Tuhan yaitu untuk dapat lebih memuliakan Tuhan
dengan waktu yang ada dan dimiliki serta tidak ada waktu untuk bersantai sebab
bersantai merupakan dosa besar, mereka mulai melupakan eudomonisme yang di
terapkan pada masa calvinisme saat ini tujuan akhir mereka adalah memuliakan
Tuhan dan mendapat rahmatnya dan hal ini merupakan suatu pandangan yang
positivistis, pada masa ini mereka lebih menganut utilitarianisme murni yang
akan membawa kebahagiaan yang besar bagi banyak orang nantinya dan secara pertimbangan
moral dapat dibenarkan, mereka lebih melihat hambatan-hambatan apa yang ada
pada harta mereka dan bagaimana mereka mendapatkan hartanya tersebut yang pada
masa calvinisme semua itu tidak ada hal ini menunjang lahirnya semangat
kapitalisme yang menjadi satu sistem perekonomian yang cukup menjanjikan di
dunia.
Apa yang mendasari adanya konsep
panggilan luthering adalah adanya faham calvinisme. Mereka juga menolak adanya mamonisme yaitu
faham yang berpandangan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka adalah
usaha untuk memperkaya diri mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah
godaan bagi manusia, banyak orang yang tersesat dalam hal kepemilikan kekayaan.
Pandangan ini merupakan suatu hal yang konstruktivistis bahwa tidak semua orang
yang melakuan usaha untuk memperkaya diri adalah adalah suatu kesalahan dan
ketamakan, karena banyak dari masyarakat yang kaya namun dermawan bagi
kepentingan sosial. Selain itu pada kebanyakan masyarakat berpikir bahwa
orang-orang yang serius dan percaya bahwa kerja dan industri merupakan
kewajiban kepada Tuhan, hal ini merupakan suatu pandangan positivistis. Pada
zaman ini etika, moral dan kebijaksanaan yang dulu pada masa calvinisme tidak
ada ingin coba untuk ditanamkan lagi.
Buku ini merupakan buku yang sangat
baik dan layak untuk di baca dan menjadi pegangan bagi mahasiswa sosial sebab
buku ini dengan detail menjelaskan bagaimana etika protestan dan lahirnya
kapitalisme tersebut, namun bahasa yang digunakan terkesan tinggi dan sulit
untuk di fahami secara harfiah, banyak istilah sosial dan asing di dalamnya.